Sabtu, 23 November 2013

Membagi Rindu



Ketika dunia benar-benar sudah terekayasa
antara akrab dan butuh masih terjengkal

bertemu dan detakan tak terasa
Ketika itu, ketika diriku berada di tengah
antara menatap atau menunduk sepertimu
aku memilih menatap saja
sebab mata ini bisa menjadi saksi kelak ketika bertemu
bahwa raga ini pernah berjumpa sebelumnya.

ketika dirimu sudah tak terjamah
antara rindu dan membiarkan memang berlawanan
sebab, rindu menawarkan pertemuan
Membiarkan menawarkan perpisahan

lirikan mata bahkan tak tertangkap lagi
mata yang sama pernah kutemui di Pinrang
lenyap.
bersama gulungan jam dan matahari

Jika disuruh memilih rindu atau membiarkan
Aku memilih untuk dijadikan rindu
Tapi biarkan rindu yang lain tetap UNTUKNYA
seseorang yang menemani

dan biarkan rindumu hanya untuk DIA
seseorang yang menangis

2013

Jumat, 15 November 2013

Tinta

Beberapa tahun lalu, ketika matahari luruh di barat. Seutas pesan bertengger lama di layar ponselku.

Senja selalu indah


Cukup lama kucerna maksud pesanmu. tapi tak juga kutemui.

Hm? kenapa kamu berpikir seperti itu? Senja kita sudah berlalu.

Minta maaf ka'.
Pesanmu datang, lagi.

Ah, selalu saja itu yang kamu katakan. Aku sudah memaafkan jauh sebelum hari ini.

Tidakkah kamu bisa melihat bagaimana cahaya diredupkan bersujud pada azan yang sebentar lagi akan melantun. Sejak itu. Sejak itu aku memaafkan.

Sudah. Tidak ada yang salah. 
Saya cuma bingung, kenapa waktu itu kamu yang tidak mau memaafkan? berapa kali minta maaf ka' tapi dicuekin. Masih tidak bisa terima.
Ingat bagaimana kacaunya aku saat itu? Bagaimana mata pelajaran di sekolah drop. Ah, kamu pasti lupa. Ini 5 tahun yang lalu.

Itu mi' kenapa ka minta maaf.
Senja akan menjadi saksi, Wi. Bisakah maafku pengganti tinta lagi?*
Tinta? bukankah kau yang menumpahkan tinta itu? Tanpa ada persetujuan.
Pergi tanpa kata.

Tinta itu sudah habis. Susah untuk mengisinya.
kau tahu, Senja menawarkan kelam setelahnya.
kuharap kau mengerti setelah ini.

Kelam? bukankah kamu menyukai malam?
pesanmu datang lagi. padahal azan sudah melantun.

Sudah, ya. Sudah azan.
Mengertilah. Tinta sudah kering. Jangan lagi.




*mengingat masa 5 tahun yang lalu. lucu rasanya

Kata-kata di atas sudah dipoles :-D

Selasa, 12 November 2013

Luruh


Aku mengenalmu seperti daun kering. Terbang bebas, terhempas dan tidak tahu berujung ke mana; tanah basah, debu mengabu ataukah di depan jendelanya.

Aku  mengagumimu seperti pucuk daun yang menggeliat pada embun.
Aku menggilaimu seperti daun hijau pada angin. Menggelitik membiarkan menggelantung.
Aku menyayangimu seperti daun coklat, menunggu kedatanganmu. mencari-cari hembusan napas.

tapi aku tidak ingin meRINDUkanmu seperti daun kering yang jatuh. Meluruh pada tanah, menggantung napas hanya di sari hidupnya.
Sebab, rinduku bukan sekedar ingin menemukamu.
Bukan hanya menatap
bukan hanya mendengar kau mengoceh

Tapi aku ingin menjejaki sunyi bersama.
mungkin dengan debaran
tanpa kata

Senin, 11 November 2013

Jengkal Napas, kusebut (Dia) Rindu




Usai dingin menjarah. Tangan menyibak tirai temara. Bulan tertidur. Seolah berusaha melipur barah. Menguapkan satu ingin. Pada awan gelap yang terkantuk tertiup angin.
Tetes air menyenggol dedaunan di tengah remang. Menggertak atap-atap. Memecah bisu yang teracik. 

Ahistoris yang terjadi padaku meresahkan. Telah banyak pikirkan tentangmu. Bermula dari tanggal 29 Juli 2013 semua rasa yang tak biasa.
Deru angin mengisi kekosongan. Melambaikan pohon dalam bingkai mata kenangan. Menyeret jiwa dalam drama awal Muharram.

Punyuk di atas ombak yang menggulung.
setiap jengkal napasmu yang terhirup, memberi kekuatan tersendiri.

Bukan karena kalah, bukan juga menang. 
Ini imbang. antara rindu dan ketakutan. 

Maafkan.
ini bukan salahmu, salahku atau keadaan. Tak ada yang salah. Tolong mengerti!


Setelah semua itu, kupikir segalanya akan berakhir dengan angan yang tak tergenggam. Menjauh seperti yang dulu kau lakukan PADANYA. Tapi tidak. Kuperhatikan punggungmu membalik, menuai senyum di tengah remang. mengecup malam yang kian beranjak.
Mungkin ini AWAL.


Sabtu, 09 November 2013

haruskah?
haruskah ada napas di antara denyut jantung?
haruskah ada jarak untuk rindu yang terpampang di depan?
haruskah ada kata pisah di balik semua yang bersama?

haruskah ada tangis untuk di ujung sana?

bukankah Allah pemilik segalanya?
menjauhkan, mendekatkan, menghidup, dan mematikan.

mengapa masih ada air mata di sudut?
mengapa selalu terbesit ketakutan?

Mengapa?

Jumat, 08 November 2013

Faa ... semua tentangmu

Aku tahu
Semua terjadi tanpa kendali, kesadaran.
Seorang teman bercerita padaku "Ketidaksadaran penuh dengan kejujuran"
Maaf, aku yang salah.

Tak perlu ucap kata untuk meraup hati
karena mata itu sudah menjawab.
cukup diam dan dengarkan, katamu.
cukup mengerti dan labuhkan, kataku.

aku ada untukmu
menanti janji dan seujung harap

Selasa, 05 November 2013

Sudahkah Anda shalat?



‘‘Di Manakah Dosa² Kita Diletakkan Allah SWT Saat Kita Sholat ?’’

Rasulullah SAW bersabda;
“Sesungguhnya jika seorang hamba sedang sholat, ia datang membawa dosa- dosanya dan Allah SWT meletakkan dosa-dosanya itu di atas kepala atau pundaknya. Maka setiap ia ruku‘ atau sujud dosa-dosa itu jatuh berguguran...!!!”
(HR. Ibnu Hibban dinyatakan shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth, Kanzul Ummal 7/287)



Allah mencintaimu :*

Minggu, 03 November 2013

Dengarkan!

Saya tahu “ditinggalkan” itu sakit. Tapi saya baru tahu kalau “meninggalkan” akan seperih ini. 
Mungkin cukup baik kalau saya yang ditinggalkan seperti dulu.
Untuk belajar menunggu. karena katamu aku tidak becus untuk menunggu.
Menunggu sesuatu yang akan kembali atau tidak sama sekali.