Sabtu, 02 Agustus 2014

Lupa bukan alasan

Untuk sebuah cintaku yg didekap sakit, ada dua jalur yang selalu kuinginkan. Rindu dan pertemuan.
Sekalipun kutahu rindu semacam hujan yang membuatku bisa menggigil atau bahkan sakit.
Kau ingat sekarang tanggal berapa? 29 juli 2013.
Hari itu, ketika selesai bertengkar denganmu ... banyak hal yang terjadi?
sesekali kamu ingatkah?


Setahun ini. Ya Setahun ini banyak yang mesti saya ingat. Termasuk cara makanmu, cara tidur yang mulai berubah, gaya pakaianmu juga yang mulai berubah, termasuk kalimat-kalimat kita. Saya sebenarnya setengah mati mengingat itu semua karena saya "pelupa".

  
Kau ingat beberapa janji kita setahun ini? Janji kita untuk selalu bersama, janji untuk tidak  pernah mengatakan maaf, dan beberapa janjimu yang sesekali menggelitik ingatanku.
Air mata memang selalu berlabuh setahun ini. Tapi tahukah kau kalau itu mengekalkannya di ingatanku?
Pelupa bukan lagi alasanku untuk tak mengingat.


Berulang kali kucoba membuang dan melupakan tentang kita, tapi percuma. Dia semakin merajai hatiku,bahkan.

Pelupa bukan alasanku untuk lupa akan semua. Saya berusaha untuk tidak lupa dalam banyak hal, termasuk pesan terakhirmu 31 Juli kemarin. Saya sebenarnya akan berusaha untuk terima. Berusaha untuk mengerti. Tapi tidak dengan kata "maaf" yang kau lontarkan dua kali. Saya benci itu.
Saya memang pelupa, tapi saya tidak pernah lupa janji kita.
Saya memang pelupa, tapi saya susah untuk lupa semuanya.