Senin, 27 Januari 2014

Kau sadar?

Tolong, jangan jadikan saya sebagai pengisi gelasmu yang mulai mengering.
Saya MANUSIA. Bukan AIR yang selayaknya bisa dituang sana sini!

Kamis, 23 Januari 2014

Nyanyian sunyi






Entah harus menamai ini sebagai apa.
seperti apa.
dan harus bagaimana.

Kau cukup tahu aku tak pernah menyukai tanda seru (!). Tanda seru yang dengan buncahan kekeliruan berakhir di setiap kalimatmu malam ini.
Apa? apa yang terjadi?
tanda itu semacam hujan yang mengkristal, menyusup dalam dada, lalu semua terasa dingin,kaku.

bisakah kau rasakan perih yang membuncah melihatmu seperti ini?
Bisakah kau rasakan kehidupan tak lagi memihakku?
bisakah kau rasakan bagaimana aku takut kehilanganmu? bisakah?

Mengapa hanya memilih kata diam yang tak pernah kusukai dalam situasi seperti ini? Ya. aku mengaku salah. Salah akan sesuatu yang tidak mungkin ditarik lagi. Salah untuk semua rasa. Salah akan setiap keadaan. Ya, aku salah.
Tapi aku tidak mungkin bisa hidup dengan berpura-pura seperti tak terjadi apa-apa.
cukup nyanyian sunyi untuk setiap desahan.
"Maafkan"

Senin, 20 Januari 2014

Siapa aku?

Siapa aku bagimu?

Berapa lama lagi akan seperti ini?
Sudahkah kau menemukan sosok yang hilang itu? Kurasa iya. Mungkin juga tidak.
atau bahkan sosok itu memang tidak ada. Sosok yang hanya dibuat-buat olehku.
iya?
ataukah dirimu mulai mencarinya pada orang lain?
Jawab!
Ini hanya tentang sepenggal kisah. Bukan cerita. Juga sajak lama yang harus kutangisi. Sekali lagi ini hanya sepenggal kisah.
Bagaimana mungkin terjadi secepat ini? bahkan seolah sudah ada sekat di tengah.

"Aku kehilanganmu sejak hadirnya sosok-DIA- di hidupmu, Zaa."

Hei, baru saja kamu mengatakan itu? ke mana saja dirimu ?
Kau pergi dan kembali dengan pernyataan itu?
Ah, aku tidak paham apa yang ada di pikiranmu sekarang.
DIA bahkan lebih mengerti dari dirimu.


oh, ataukah kamu masih asik berbincang dengan napasmu itu?
tidak masalah. Tapi jangan biarkan aku mendengar kata "kamu akan berhadapan dengan saya" terlontar kembali dari bibirnya.
Perih, semacam cambukan. 

Seolah kau hanya miliknya. dan aku? kamu tahu dipikiranku? aku seolah hanya sebagai tempat penitipan yang hanya bersifat "sementara".

lalu siapa aku bagimu?