Jumat, 21 Februari 2014

(Akan) jadi bangunan apa?


 

Awalnya ini perkara mudah. Sangat mudah malah. Tak pernah sekokoh ini. Kokoh dengan bangunan yang mulai dirancang seorang arsitektur. 
Kau tahu bangunan apa? 
Ya, benar. Bangunan semen. Tapi tahukah kau ide siapa itu?

“Arsitek itu? Hm … sepi,mungkin?”
"Bukan. Tapi dia telah merapal doa yang ....”
"Hahaha ... Heeey. Ini. masih sehari." 

Ya. Ini baru beberapa waktu. Tapi sulit rasanya mengeja dalam dentang jam berikut. Jadi beberapa hari lagi? Berapa lama lagi?

Sepertinya kalimatmu semacam doa. "Kau akan merindu,Ndan."


Kamis, 20 Februari 2014

semilir angin

Kalau saja tahu kan begini. ombak yang pasti menyapu. angin yang selalu pergi.

tapi, biarkan tetap berjalan. setidaknya bisa tahu "beginilah rasa, ketika rasa itu menggapaimu."
Maaf. Maaf untuk sesuatu yang mungkin tak kau pedulikan lagi.

Tapi bukan (Dia) Aku

Marah?-mungkin iya. selebihnya tidak.
Marah pada diri sendiri sepertinya.

hanya sedikit sesak.
selebihnya pada luka yang entah tiba-tiba memerah.
mungkin kumpulan darah atau hanya memar

semua: tiba-tiba.

Selasa, 04 Februari 2014

Daisy

Senin, 03 Februari 2014

Tentang cerita dan masa lalu

 
Kali ini bukan tentang sebuah kisah, juga cerita. Ini hanya tentang rasa yang sulit kularutkan.
"Jadi itu mau disamakan dengan orang sebelumnya?"
Tidak. sekali lagi TIDAK.
Mencoba memasuki hidup seseorang tanpa menoleh bahkan mundur ke belakang hanya untuk mencari jejak kaki yang ia tinggalkan.
tapi kurasa itu mustahil.
Ia hadir untukku. juga kelak masa depan. Tapi dia hadir bukan sebagai kakak, atau siapapun.
karena perih itu masih ada.

Aku bukannya mencipta kesunyian. bagiku hidup sekarang akan tetap berjalan tanpa coretan masa lalu. tapi aku sebenarnya takut hidup membelakangi masa lalu. Mengapa? karena aku selalu takut coretan masa lalu berhasil menusukku dari belakang.
Masa lalu yang setiap detiknya membisikkan kalimat di balik punggungku "Jangan terlalu berharap. Kau bisa saja terhempas karena kepakan sayapmu. Jatuhnya akan lebih sakit ketika terlalu tinggi."

Lalu seseorang berucap lagi, "jadi itu mau disamakan dengan orang sekarang?"
"Aku hanya takut. Takut dijadikan pengisi untuk sesuatu yang hadir sementara. Takut terlalu berharap."