Rabu, 30 Oktober 2013

Nikmatnya Rasa Sakit


Abi Umamah Al Bahili menerangkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Apabila seorang mukmin menderita sakit, Allah memerintahkan kepada para malaikat agar menulis semua amal kebajikan yang dilakukan sewaktu sehat dan bahagia."
Dalam riwayat lain diterangkan, Rasulullah bersabda: "Apabila seseorang mukmin menderita sakit, Allah memerintahkan kepada empat malaikat, yang masing-masing dari mereka mendapat tugas sendiri-sendiri. Yang satu mendapat tugas mengambil kekuatan yang ada pada badannya, hingga dia menjadi lemas tak berdaya. Yang satu mendapat tugas mengambil kenikmatan yang ada pada mulutnya, hingga dia tidak merasakan nikmatnya makan dan minum. Yang satu mendapat tugas mengambil cahaya  yang ada pada mukanya, hingga dia kelihatan pucat lesi. Dan, satu lagi mendapat tugas mengambil semua dosa yang telah dilakukan, hingga dia bersih dari segala dosa lantaran sakit.
         Ketika Allah menghendaki dia sembuh dari sakitnya, maka diperintahkan kepada malaikat yang mengambil kekuatan dari badannya agar mengembalikannya, hingga dia memiliki kekuatan lagi. Kepada malaikat yang mengambil rasa nikmat dari mulutnya diperintahkan pula agar mengembalikannya, hingga dia bisa merasakan kembali kenikmatan makan dan minum. Kepada malaikat yang mengambil cahaya dari wajahnya diperintahkan agar mengembalikan cahayanya, hingga dia kelihatan berseri.
         Dan kepada malaikat yang mengambil dosa-dosanya tidak diperintahkan untuk mengembalikan, hingga malaikat itu segera bersujud kepada Allah seraya berkata: "Ya Allah, sungguh Engkau telah menugaskan kepada empat malaikat untuk mengambil sesuatu dari hamba-Mu yang sakit. Setelah sembuh, Engkau perintahkan kepada para malaikat untuk mengembalikan apa yang telah dia ambil. Karena apakah hingga Engkau tidak memerintahkan kepadaku untuk mengembalikan dosa-dosa yang telah aku ambil dari dirinya?
Mendengar pengaduan malaikat, Allah segera berfirman: "Karena sifat keagungan-Ku, tidak pantas bila Aku memerintahkan kepadamu agar mengembalikan dosa-dosa hamba-Ku setelah dia merasakan penderitaan ketika sakit. "
        Kemudian malaikat pengambil dosa berkata: "Ya Allah, kemudian akan aku gunakan untuk apakah dosa-dosa ini?" Jawab Allah: "Pergilah, dan buanglah dosa-dosa itu ke samudra."
Malaikat itupun segera pergi ke samudra, membuang semua dosa yang dia ambil dari si sakit. Lalu dosa-dosa itu oleh Allah dijadikan binatang berupa buaya di samudra. Bila dalam sakitnya dia meninggal, berarti dia keluar dari alam dunia dalam keadaan bersih dari segala dosa.
         Suatu ketika Rasulullah pernah berwasiat kepada Salman Al-Farisi, "Sesungguhnya ada tiga hal yang menjadi kepunyaanmu di dalam sakit. Pertama, engkau sedang mendapat peringatan dari Allah SWT. Kedua, doamu diijabah oleh Allah. Dan ketiga, penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu. Semoga Dia menggembirakan kamu dengan kesehatan sampai ajalmu datang."
         Ada doa Ali Zainal Abidin, cucu Rasulullah yang mulia, ketika dia sakit; "Ya Allah, saya tidak tahu mana yang harus aku syukuri di antara sehat dan sakitku? Mana di antara kedua waktu itu yang patut aku sampaikan pujian kepada-Mu? Apakah waktu sehat, ketika Engkau senangkan daku dengan rezeki-Mu yang baik, dan Engkau giatkan daku dengan rezeki itu untuk memperoleh ridha dan karunia-Mu, serta Engkau kuatkan daku untuk melaksanakan ketaatan pada-Mu? Atau waktu sakitku, ketika Engkau bersihkan dosaku, dan meringankan dosa-dosa yang memberati punggungku, menyucikan diriku dari liputan kesalahan, mengingatkan daku untuk bertobat kepada-Mu, dan menyadarkan daku untuk menghapuskan kekhilafan dalam melalaikan syukur atas nikmat-Mu."
          Karenanya, ada orang-orang yang di ujung hayatnya sakit terus, tidak sembuh-sembuh. Hal itu merupakan suatu keberuntungan baginya. Apalagi jika dulu, ketika masih sehat, dia hampir tidak pernah berdzikir kepada Allah. Bahkan banyak orang yang waktu mudanya lebih banyak lupa kepada Allah. Kemudian sebelum meninggal, dia sakit agak lama. Itu merupakan kasih-sayang Allah kepadanya, seandainya dia memanfaatkan kesempatan itu untuk memperbanyak dzikir kepada-Nya.

        Jadi, sakit dapat dijadikan sebagai penebus dosa, bila si sakit sabar dan tabah menghadapi kenyataan hidup. Dalam hal ini, Rasulullah telah bersabda: "Sakit panas sehari semalam merupakan tebusan dosa (kecil) yang telah dilakukan selama satu tahun."

Minggu, 13 Oktober 2013

Apa ini, Rindu?


Kemarin kau labuhkan rindu itu di tanganmu
"saya hanya ingin supaya terkenang" katanya.
Tidak resahkan kau melihat rindu itu 
mengganggu kegiatanmu selalu
meminta diperhatikan

kau tahu
di balik dadamu
setiap waktu dia resah menanti
kapan rindu itu muncul lagi dan kau akan datang

"Besok-besok simpan aku di sini lagi, ya."
kau suka dia duduk di tanganku
kau bisa memandangmu
 ketika rasa itu muncul
Ah, Rindu



2013

Senin, 07 Oktober 2013

wq

Merindu pada suasana seperti ini dengannya



"Jangan menghubungiku beberapa hari ini." Tekanan suaranya mengambang.
"Loh? kenapa?"
"Tidak apa-apa." Embusan napasnya lepas.
"Kok? saya punya salah? kenapa tiba-tiba?"
"Aku hanya ingin melihat bagaimana rindu ini bermain" 

Ayat Terkubur


Biarkan ayat-ayat menyentuh senja
Ketika itu terjawab sudah,
Mari mengambil ayat-ayat itu
Lalu kita simpan dalam bibirmu yang kering

Ah, sungguh bibirmu betul-betul tandus, ketika ayat itu tersimpan
Ah,sungguh bibirmu betul-betul retak, ketika ayat-ayat itu menanti malam yang tiba

Dan ada “ah” yang lain ketika bibirmu betul-betul mati, ketika aku tuliskan basmalah di bibirmu

Lebih baik aku buang bibirmu. Aku simpan di langit. Aku simpan di awan juga angin.
Lalu akan kulabuhkan di hujan. Karena kau memang tak pantas.

Bibirmu itu tidak dicipta untuk sekedar perias
Juga bukan sebagai melukis gincu
Lalu akan kuucapkan;
“Bir, pergilah dan jangan kembali”

2013