Biarkan ayat-ayat menyentuh senja
Ketika
itu terjawab sudah,
Mari mengambil
ayat-ayat itu
Lalu kita simpan dalam bibirmu yang kering
Ah, sungguh bibirmu betul-betul tandus, ketika ayat
itu tersimpan
Ah,sungguh bibirmu betul-betul retak, ketika
ayat-ayat itu menanti malam yang tiba
Dan ada “ah” yang lain ketika bibirmu betul-betul
mati, ketika aku tuliskan basmalah di
bibirmu
Lebih baik aku buang bibirmu. Aku simpan di langit. Aku
simpan di awan juga angin.
Lalu akan kulabuhkan di hujan. Karena kau memang tak
pantas.
Bibirmu itu tidak dicipta untuk sekedar perias
Juga bukan
sebagai melukis gincu
Lalu akan kuucapkan;
“Bir, pergilah dan jangan kembali”2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar